Songket adalah teknik yang digunakan untuk menghias kain yang telah ditenun, prosesnya sangat rumit karena dikerjakan pada saat kain tersebut ditenun. Proses pemberian corak pada kain ini dikerjakan dengan cara menyisipkan benang lungsi di antara benang pakan yang akan membentuk kain. Benang yang digunakan untuk membentuk corak adalah benang emas atau perak sedangkan benang yang digunakan untuk kain latar biasanya adalah sutra atau katun. Teknik Songket ini sering disebut sebagai teknik tenun dengan bahan pakan tambahan (supplementary weft). Benang pakan (weft) adalah benang yang letaknya melintang dan benang lungsi adalah benang yang letaknya membujur mengikuti panjangnya kain (warp).
Daerah penghasil kain Songket yang terhalus adalah Sumatera Barat dan Selatan. Di Sumatera Barat pembuat kain Songket disebut Pandai Sikek yang banyak berada di Payakumbuh, Tana Datar, Sepuluh Koto. Dan untuk motifnya disebut Cukie, setiap cukie mempunyai motif, nama dan cerita tersendiri. Kebanyakan kisah diambil dari kebijaksanaan Melayu yang sangat kental dengan budaya Islam. Beberapa contoh motif yang terkenal adalah Cukie Kaluak Paku dan Cukie Pucuak Rabung.
Cukie Kaluak Paku berkisah tentang tanaman paku yang pada masa awal hidup, ujungnya terlipat ke dalam dan kemudian ujung tersebut akan tumbuh keluar seiring pertumbuhannya. Makna dari motif tersebut bahwa manusia hendaknya tidak melupakan kodratnya, mengenal diri sendiri dahulu baru kemudian bersosialisasi dengan lingkungannya. Dan Cukie Pucuak Rabung yang berkisah tentang tanaman bambu yang berguna bagi kehidupan manusia dari bambu muda (rebung) yang dapat dimakan sampai bambu tua yang dapat dijadikan bahan bangunan.
Alat utama yang digunakan Pandai Sikek untuk membuat Songket terbuat dari bambu dan kayu, tidak memakai peralatan dari besi dan logam. Alat tenun tersebut disebut panta yang berukuran 2x1,5 meter ini terdiri dari:
Gulungan yaitu alat yang digunakan untuk menggulung benang dasar tenunan.
Sisia yaitu alat yang digunakan untuk merentangkan dan memperoleh benang tenunan.
Pancukia yaitu alat pembuat motif songket
Turak yaitu alat untuk memasukkan benang lain ke benang dasar.
Pamedangan yaitu tempat khusus untuk menenun songket. Pada alat ini panta ditempatkan dan didepannya diberi 2 buah tiang yang gunanya untuk menyangga kayu paso. Kayu paso adalah kayu untuk menggulung hasil tenunan.
Palapah yaitu alat untuk merenggangkan benang latar.
Ani yaitu peralatan tambahan untuk menggulung benang.
Alat penggulung hasil tenunan dengan panjang 1 meter dan berdiameter 5 centimeter (kayu paso).
Proses Pembuatan Songket
Teknik pembuatan Songket ada 2 macam; pertama, menenun kain latar kemudian memasukkan kain pakan diantara kain latar yang telah direnggangkan dengan palapah, memasukkan benang pakan dengan menggunakan pancukia. Setelah itu dengan menggunakan karok yang terdapat pada turak, benang dimasukkan melalui kanan dan kiri. Benang tersebut yang akan menjadi kain latar.
Proses kedua adalah pembuatan motif. Teknik ini disebut dengan teknik pakan tambahan (supplementary weft). Proses sangat sulit karena harus dilakukan dengan teliti dan memakan waktu lama karena harus dihitung satu persatu dari pinggir kanan kain sampai pinggir kiri kain dengan perhitungan tertentu sesuai dengan motif yang ingin dibuat.
Untuk pembuatan satu kain sarung, perajin kain Songket memerlukan waktu kurang atau lebih dari satu bulan. Lamanya seorang perajin menyelesaikan suatu kain songket tergantung dari ukuran, kerumitan motif, dan kehalusan kainnya. Semakin besar ukuran kain, semakin rumit motif dan semakin halus maka semakin lama pula pembuatannya.
Motif Pucuak Rabung
Songket Pucuak Rabung
(posted by 1235ty)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar