Jumat, 09 Maret 2012

Adiwastra 2012: Ketika Timur menyapa Barat


Adiwastra Nusantara 2012 yang berlangsung bulan lalu di Jakarta menorehkan catatan yang mengesankan. Pameran kain tradisional ini menyuguhkan koleksi wastra yang berumur puluhan tahun dari berbagai daerah koleksi Hartono Sumarsono, seorang kolektor kain. Beberapa di antaranya songket dari Sumatra, misalnya selendang Limar Mentok dari Bangka. Selendang ini dibuat pada awal tahun 1900. Nama Limar sendiri konon timbul karena bulatan kecil yang membentuk motif mirip dengan tetesan air jeruk.
Motif Limar Mentok (Bangka)

Stan yang juga ramai didatangi pengunjung adalah stan dari Flores, NTT. Seorang seniman kain lokal menjelaskan proses pembuatan tenun dan makna sebuah kain di daerahnya. Menurutnya, setelah ditenun, selembar kain membutuhkan delapan kali proses pencelupan warna hingga bisa menghasilkan warna biru khas tenun ikat Flores. Tenun ini juga digunakan sebagai tanda harga diri penduduk lokal yang mengiringi proses kehidupan.

Bersebelahan dengan wastra pusaka tradisional, dipamerkan batik hasil karya masyarakat Amerika dari berbagai latar belakang pekerjaan. Mereka adalah pemenang kompetisi batik yang diselenggarakan kedutaan Indonesia di Amerika. Desain motif batik dibuat dalam bentuk digital, kemudian ditransformasikan menjadi sehelai kain oleh pembatik Indonesia. Batik yang dihasilkan kebanyakan bermotif kontemporer dengan warna-warna cerah. Simbol dan nilai-nilai budaya Amerika tergambar jelas dalam batik yang kebanyakan berwarna cerah tersebut. Misalnya motif cowboy dalam batik berwarna oranye coklat hasil karya Jamie Stearns, seorang desainer grafis dari New York. Melalui sosok lelaki penunggang kuda itu, ia menggambarkan banyak nilai hidup yang dipegang kebanyakan masyarakat Amerika misalnya kebebasan, kesetiaan dan kekuatan.

Sedangkan pemenang lainnya, Kelly Cobb, memakai kode QR yang sedang populer di Amerika dalam motif batiknya. Pola kotak-kotak bermodul yang dilukiskan dalam warna biru bernuansa keunguan ini menurut sang desainer terinspirasi oleh batik Sudagaran yang terdapat pada website kompetisi. Yang menarik, kode QR yang ada dalam desain bisa terhubung dengan website sang desainer bila di scan dengan smartphone
Batik Indigo Kode QR, Kelly Cobb
Pengaruh Timur pada Barat dalam berbagai bidang dilukiskan Joanne Gigliotti dalam motif batik kreasinya yang diberi judul ‘Sun rises from the east and lights the west’. Seniman yang pernah memberi kuliah batik di The Smithsonian Institution itu menempatkan matahari terbit sebagai fokus utama dalam desain dan dikelilingi symbol lainnya yang merefleksikan beberapa elemen penting yang mendukung hubungan Amerika dan Indonesia.

Dan seperti letak dua anjungan kain tradisional & kontemporer yang berdekatan, kompetisi ‘American style batik’ selain untuk makin mempopulerkan batik juga diharapkan memberikan pemahaman budaya yang lebih mendalam antar kedua negara.

Posted by: Jeng Lili

Tidak ada komentar:

Posting Komentar