Motif Duren Pecah
by: Rumah Batik Zhorif
Apa yang terlintas di benak kita ketika mendengar kata Batik? Kain, Kota Jogjakarta, Batik Solo atau pulau Jawa ….. Pasti tidak jauh- jauh dari kosakata itu. Jika membahas kain tradisional yang satu ini, pasti kita tidak menyangka kalau sebuah propinsi di Pulau Sumatra juga memiliki kain Batik. Kebanyakan kain tradisional di Pulau Sumatra dibuat melalui proses tenun seperti songket, ulos, dan tapis. Tetapi Propinsi Jambi memiliki kain yang unik yang berbeda dari propinsi lainnya di Pulau Sumatra, yaitu Batik Jambi. Batik Jambi ini seperti Batik-Batik lainnya yang berasal dari Pulau Jawa, yaitu melalui proses pelukisan dan pencelupan.
Kisah Batik Jambi juga erat dengan Pulau Jawa. Kisahnya berawal dari Haji Muhibat yang berasal dari Jawa, datang bersama keluargnya dan kemudian menetap di Jambi. Kemudian ia memperkenalkan Batik dan cara pengolahannya. Sejak saat itu Batik mulai dikenal di Jambi sampai saat ini, tentu saja motifnya disesuaikan dengan selera masyarakat Jambi. Pada waktu itu motif yang banyak digambar adalah ukiran-ukiran yang terdapat di rumah adat Jambi.
Keragaman Batik Jambi dibagi berdasarkan Kabupaten di propinsi Jambi. Kebanyakan motif Batik Jambi terinspirasi dari kehidupan sehari-hari seperti sungai Batanghari, buah-buahan, binatang, dedaunan, dan alat transportasi. Karena motif yang sangat merakyat, maka motif Batik Jambi ini tidak ditujukan untuk kalangan tertentu atau kelas tertentu. Jika ada kalangan bangsawan yang memakai motif yang eksklusif, kebanyakan disebabkan karena motif tersebut masih baru dan seiring dengan waktu motif tersebut juga akan populer di masyarakat umum. Ini mirip dengan Batik Tatar Sunda baik dari penggambaran motif dan juga aturan pemakaiannya. Berikut ini adalah beberapa daerah dengan motif khasnya: