Beberapa waktu lalu sebagian masyarakat, terutama kaum muda menganggap bahwa kain tradisional itu kuno. Hanya cocok dipakai oleh orang tua, orang desa atau hanya cocok digunakan pada acara tertentu saja, selebihnya tentu saja kain tradisional selalu menjadi nomor dua dalam pemilihan busana. Tetapi sekarang tidak lagi, sejak booming batik dan juga pengukuhan Batik sebagai warisan budaya Indonesia oleh UNESCO, pamor batik naik tak ketinggalan pula dengan kain tradisional lainnya yang semula tak dilirik, hampir punah atau cuma disimpan di lemari juga ikut terangkat.
Busana berbasiskan kain tradisional pun sekarang bisa disejajarkan dengan busana ala barat lainnya, singkat kata orang-orang tidak sungkan lagi memakain kain tradisional. Euphoria ini juga didukung oleh perancang-perancang ternama yang mulai (atau malah dari dulu) mengaplikasikan kain tradisional pada hasil rancangan mereka. Sebut saja nama Oscar Lawalata yang menggunakan kain ikat Sumba, atau rancangan berkelas milik Ghea Panggabean. Kain tradisional tidak lagi kaku dan bernuansa formal. Ia bertransformasi menjadi sesuatu yang mengikuti perkembangan jaman. Kini tidak lagi sulit menemukan gaun, baju atau celana yang terbuat dari bahan kain tradisional.
Busana berbasiskan kain tradisional pun sekarang bisa disejajarkan dengan busana ala barat lainnya, singkat kata orang-orang tidak sungkan lagi memakain kain tradisional. Euphoria ini juga didukung oleh perancang-perancang ternama yang mulai (atau malah dari dulu) mengaplikasikan kain tradisional pada hasil rancangan mereka. Sebut saja nama Oscar Lawalata yang menggunakan kain ikat Sumba, atau rancangan berkelas milik Ghea Panggabean. Kain tradisional tidak lagi kaku dan bernuansa formal. Ia bertransformasi menjadi sesuatu yang mengikuti perkembangan jaman. Kini tidak lagi sulit menemukan gaun, baju atau celana yang terbuat dari bahan kain tradisional.