Bagi masyarakat Sumba, sebuah daerah di kepulauan Nusa Tenggara Timur, kain tenun ikat telah menyatu dengan kehidupan keseharian dan memiliki makna tersendiri. Kain ini bukan hanya sebagai alat tukar niaga antar kerabat, tapi juga mengambil peran dalam beragam upacara adat. Misalnya dalam upacara perkawinan, pihak pria memberikan barang seperti emas dan kuda, sedang pihak wanita menyerahkan kain tenun dan perhiasan manik-manik. Upacara kematian dalam adat Sumba juga memperlihatkan keistimewaan kain ini dengan mengikutsertakan puluhan bahkan ratusan kain tenun ke dalam kubur.