Selasa, 18 Oktober 2011

Batik dalam denyut kehidupan manusia


World Batik Summit yang digelar di Jakarta akhir bulan lalu tidak hanya mengenalkan batik dalam lingkup komersial. Beragam kain batik dari berbagai daerah dalam rentang waktu yang berbeda hadir memberikan pengetahuan wastra nusantara. Dua stan yang menarik perhatian saya adalah stan kain Peranakan dan stan kain batik Solo & Jogja. Yang disebut pertama memajang koleksi batik peranakan yang diproduksi sekitar awal tahun 1900. Motif mahluk hidup seperti burung hong dan bunga mawar dominan menghiasi kain yang kebanyakan berwarna terang seperti merah, hijau dan kuning kecoklatan.

Sedangkan stan lainnya yang cukup banyak ditengok pengunjung adalah stan batik yang digelar oleh Paguyuban Pecinta Batik Sekar Jagad. Stan ini menarik karena mengedukasi pengunjung dengan memberikan info tentang arti dan kegunaan beragam motif batik dari Jogja & Solo tersebut. Berikut beberapa motif di antaranya:

Batik motif  Sido Asih digunakan saat Tingkeban atau upacara 7 bulanan ibu hamil

Batik motif Sido Mulyo, dipakai sebagai alas bayi saat baru lahir

 Batik motif Parang Sisik, umumnya dikenakan pada saat upacara khitanan