Senin, 29 Agustus 2011

Pewarna Alam untuk Kain Indonesia


Kain tradisional Indonesia sudah lama terkenal dengan keindahan motifnya. Motif kain-kain tersebut sangat indah, rumit dan  juga memiliki arti filosofis tertentu sesuai dengan motifnya. Keindahan motif-motif itu tentunya tidak terlepas dari komposisi warna yang memikat. Warna dan motif saling mendukung untuk membuat kain-kain tradisional terlihat indah dan anggun. Pewarnaan pada kain didapat melalui proses yang rumit, misalnya pada kain tenun, benang tenun harus diwarnai dan pada kain batik harus melalui proses perendaman yang berkali-kali untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Jaman sekarang, hampir sebagian besar kain tradisional menggunakan pewarna buatan. Pewarna alami ditinggalkan karena biayanya lebih mahal daripada pewarna buatan dan juga proses pembuatan pewarna alami juga lama dan rumit ketimbang pewarna buatan yang dapat langsung dipakai. Tetapi seiring perkembangan jaman orang-orang mulai melirik kembali bahan pewarna alami. Alasannya pewarna alami lebih ramah lingkungan dan yang paling penting, warna yang dihasilkan pewarna alami lebih bagus dan unik.

Pewarna alami didapat dari hampir semua bagian dari tanaman seperti; batang, daun, bunga, biji, kulit biji atau akar. Sedangkan jenis tumbuhan yang biasanya digunakan untuk bahan pewarna adalah; kunyit untuk warna kuning, tanaman indigo atau nila untuk warna ungu, biji pinang untuk warna merah dan masih banyak lagi tanaman yang dapat digunakan. Tidak semua jenis kain dapat menggunakan pewarna alami, hanya kain yang berserat alam saja seperti sutra, wol dan katun yang dapat digunakan. Yang terbaik dalam penyerapan pewarnaan adalah kain sutera asli. Sedangkan bahan kain sintetis seperti polyester tidak dapat menggunakan pewarna alami karena tidak memiliki daya serap zat pewarna alam sehingga tidak mudah dalam proses pewarnaan.

Proses pembuatan pewarna alami tidak terlalu rumit. Masyarakat umum dapat membuat sendiri pewarna alami ini dengan mengekstrak bagian-bagian tumbuhan melalui proses perebusan. Atau jika tidak mau repot, pewarna alami juga banyak dijual di pasaran dalam bentuk pasta. Jika kita ingin membuat sendiri bahan pewarna alami, ada beberapa langkah dalam membuatnya:

·         Bagian tumbuhan yang ingin diekstrak dikeringkan dahulu, atau bisa saja digunakan langsung tanpa melalui proses pengeringan.

·         Rebus bahan-bahan tersebut dengan air hingga warna-warna terekstrasi. Jika menginginkan warna yang lebih gelap, maka air yang digunakan sedikit air, begitu pula sebaliknya jika menginginkan warna yang lebih muda, tambahkan air lebih banyak. Jika warna air tidak berubah (tetap bening) maka tanaman tersebut tidak dapat digunakan untuk pewarna.

·         Setelah warna terektraksi, saring air rebusan tersebut untuk memisahkan air rebusan dan sisa bahan yang diekstrak. Gunakan setelah dingin.

Sebelum kain dicelup pada bahan pewarna, ada baiknya kain dibersihkan terlebih dulu dengan air sabun selama dua jam atau semalam, setelah bilas sampai bersih dan keringkan. Langkah selanjutnya adalah merendam kain dengan air hangat  yang sudah dicampur dengan tawas, biarkan selama semalam. Keringkan kain tanpa diperas, setelah kering kain dapat disetrika. Proses ini disebut mordant, gunanya untuk membuat jembatan kimia antar pewarna alami dan serat kain supaya keterserapan, ketajaman dan kerataan warna lebih baik. Kain yang telah dimordant dapat segera melewati proses pencelupan.

Untuk menjaga agar warna dapat tahan warna dan tidak mudah luntur, setelah melewati proses pencelupan, kain harus melewati tahap terakhir yaitu proses fiksasi. Bahan yang digunakan adalah tawas, tunjung atau kapur tohor. Pilih salah satu dari bahan tersebut, campurkan dengan air (temperatur biasa), sesuaikan bahan dengan banyaknya air yang digunakan. Rendam selama 10 menit. Untuk berjaga-jaga jika terjadi perubahan warna setelah difiksasi, siapkan larutan fiksasi dengan bahan lain untuk melihat perubahan warna yang terjadi, dan gunakan sampel kain terlebih dahulu untuk melihat hasilnya. Pada umumnya bahan sutera dapat menyerap zat warna lebih baik daripada bahan lain seperti katun.
Dibawah ini adalah biji mahoni, kunyit dan pinang yang sering digunakan sebagai bahan pewarna alami.




posted by: 1235ty