Rabu, 05 Januari 2011

Sentra kain nusantara


Beragam motif indah yang menghiasi kain tradisional dihasilkan oleh perajin kain yang tersebar di penjuru nusantara. Di sudut-sudut desa dan kampung, mereka berusaha mengolah peninggalan budaya ini sehingga keberadaannya langgeng. Mengenal sentra pembuatan kain adalah salah satu cara membantu pelestarian kain pusaka.

  1. Desa Muara Penimbung, Palembang

Desa ini terletak sekitar 35 km dari pusat kota Palembang. Awalnya perajin kain disini hanya berjumlah 5 orang ketika pusat songket ini berdiri tahun 1990. Kini, hampir seluruh penduduk wanita desa turut serta mengolah songket. Harga yang ditawarkan disini mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Motif yang tersaji dalam tiap helai kain terdiri dari motif tumbuh-tumbuhan, geometris dan campuran keduanya. Masing-masing memiliki makna, misalnya aroma bunga semerbak menggambarkan kebajikan dalam kehidupan.

Selasa, 04 Januari 2011

Batik Jambi, Si Langka dari Pulau Sumatra

                                                        Motif Duren Pecah
                                                                                       by: Rumah Batik Zhorif
Apa yang terlintas di benak kita ketika mendengar kata Batik? Kain, Kota Jogjakarta, Batik Solo atau pulau Jawa ….. Pasti tidak jauh- jauh dari kosakata itu. Jika membahas kain tradisional yang satu ini, pasti kita tidak menyangka kalau sebuah propinsi di Pulau Sumatra juga memiliki kain Batik. Kebanyakan kain tradisional di Pulau Sumatra dibuat melalui proses tenun seperti songket, ulos, dan tapis. Tetapi Propinsi Jambi memiliki kain yang unik yang berbeda dari propinsi lainnya di Pulau Sumatra, yaitu Batik Jambi. Batik Jambi ini seperti Batik-Batik lainnya yang berasal dari Pulau Jawa, yaitu melalui proses pelukisan dan pencelupan.

Kisah Batik Jambi juga erat dengan Pulau Jawa. Kisahnya berawal dari Haji Muhibat yang berasal dari Jawa, datang bersama keluargnya dan kemudian menetap di Jambi. Kemudian ia memperkenalkan Batik dan cara pengolahannya. Sejak saat itu Batik mulai dikenal di Jambi sampai saat ini, tentu saja motifnya disesuaikan dengan selera masyarakat Jambi. Pada waktu itu motif yang banyak digambar adalah ukiran-ukiran yang terdapat di rumah adat Jambi.

Keragaman Batik Jambi dibagi berdasarkan Kabupaten di propinsi Jambi. Kebanyakan motif Batik Jambi terinspirasi dari kehidupan sehari-hari seperti sungai Batanghari, buah-buahan, binatang, dedaunan, dan alat transportasi. Karena motif yang sangat merakyat, maka motif Batik Jambi ini tidak ditujukan untuk kalangan tertentu atau kelas tertentu. Jika ada kalangan bangsawan yang memakai motif yang eksklusif, kebanyakan disebabkan karena motif tersebut masih baru dan seiring dengan waktu motif tersebut juga akan populer di masyarakat umum. Ini mirip dengan Batik Tatar Sunda baik dari penggambaran motif dan juga aturan pemakaiannya. Berikut ini adalah beberapa daerah dengan motif khasnya: